Senin, 26 Oktober 2009

लीमा उनित a

LimaUnit Rumah Ambruk Dihantam Abrasi

Taufiqurrahmani, S.Hi

KOTA LHOKSEUMAWE : Lima unit rumah panggung milik masyarakat nelayan dari Desa Hagu Selatan, Kecamatan Bandasakti, Pemko Lhokseumawe ambruk dihantam abrasi kemarin.
Abrasi yang terjadi dalam tiga hari terakhir, telah menyebabkan 28 Kepala Keluarga (KK) yang tinggal di sana, terpaksa mengungsi di bawah tenda-tenda darurat. Bahkan, situasi siaga diberlakukan oleh kaum nelayan, guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Ke lima rumah yang rubuh itu yakni milik Usamah, 50, Ramli, 45, Ibu De, 70, M. Jamin, 65, dan satu unit rumah yang juga berfungsi sebagai Balee Pengajian Al-Laili milik Samsul Bahri, 55.
Sementara lainnya hanya mengalami rusak ringan yakni milik Din Amal, Paino, M. Nasir, Yusmadi, Aisyah, Usman Ali, Simin Sulaiman, M. Yunus, Supriadi, Agustiar Rizal, Isa Hamzah, Hasanuddin, Subarni, Agus, Abdul Wahab, Ismadi, Faizal, M. Shaleh, Azizah, Hermansyah, dan Asliati.
Samsul salah seorang korban abrasi pantai kepada wartwan mengaku peristiwa itu terjadi saat shalat jum’at berlangsung. Rumah warga dihantam gelombang yang ketinggiannya mencpai tiga meter. Akibat peristiwa itu, warga memperkirakan mengalami kerugian mencapai ratusan juta rupiah. Disebutkan, bencana itu terjadi akibat terlambatnya pembangunan growing Lands di lokasi bencana.
Untuk mengatasi masa panik, Irsyadi, Camat Banda Sakti berjanji akan segera menyerahkan sejumlah bantuan kepada para korban abrasi dan pihaknya mengungkapkan keperihatinan yang mendalam. “Akan kita pantau dan memantau kondisi pengungsi dan kita akan segera mendistribusikan bantuan masa panik,” katanya.
Kejadian itu juga menimpa masyarakat nelayan Kecamatan M

Kamis, 12 Maret 2009

Jumat, 08 Agustus 2008

Gajah

Gajah Liar Obrak Abrik Tanaman Warga

Laporan : Taufik

PAYA BAKONG, Aceh Utara : Sedikitnya, empat ekor gajah liar yang berkeliaran di Kecamatan Kuta Makmur dan Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara, telah mengobrak-abrik tanaman warga. Kejadian itu telah berlangsung dalam sepekan terakhir.

Saiful Bahri A, Koordinator Selamatkan Isi Alam Flora dan Fauna (SILFA) Wilayah I kepada Wartawan, menyebutkan, empat ekor gajah yang berkeliaran di dua kecamatan itu telah meresahkan warga petani. Sepekan terakhir, gajah-gajah itu telah menghancurkan puluhan hektar tanaman sawit, pinang, pisang, coklat dan beberapa jenis tanaman lainnya.

“Kedatangan gajah liar ke kecamatan itu telah menakutkan para petani kebun. Karena itu, dalam seminggu terakhir, mereka sudah tidak berani ke ladang. Banyak tanaman warga di sana yang telah dimangsa Poe Meurah,” sebut Saiful Bahri A.

Dari empat ekor gajah liar itu, satu ekor bermain di kebun para petani Desa Peureupok, Kecamatan Paya Bakong, sementara tiga ekor lainnya berada di perkebunan petani Desa Alue Mbang, Kecamatan Kuta Makmur. Kata Saiful, jika tidak segera diantisipasi, diperkirakan, sejumlah tanaman petani akan habis dimangsa binatang berbadan besar itu. Dan dikhatirkan akan jatuh korban jiwa.

“Sebaiknya, pemerintah Aceh Utara segera mengambil sikap, karena jika tidak, para petani akan mengalami banyak kerugian. Tidak tertutup kemungkinan akan jatuh korban jiwa. Lebih baik bertindak cepat dari pada menyesal dikemudian hari,” ucap Saiful. Seraya menambahkan, pihaknya telah capek dan hampir bosan menyampaikan hal itu kepada dinas terkait, karena tidak pernah digubris.

Sementara itu, Nasruddin, 45, salah seorang petani kebun di Kecamatan Paya bakong membernarkan komentar Saiful Bahri. Kata dia, para petani kebun sekarang ini ketakutan dan untuk sementara waktu mereka tidak berani ke kebun, karena takut dengan binatang berbadan besar itu.

“Kami para petani meminta kepada pihak dinas terkait untuk segera mengusir gajah liar itu, agar kami para petani tidak kehilangan matapencaharian. Dan perlu dikatahui, bertani merupakan satu-satunya profesi kami, karena itu jangan biarkan kami menjadi pengangguran. Kasihan anak istri kami,” pinta Nasruddin.

Kata Nasruddin, hingga kini, Poe Meurah masih terus melakukan pengrusakan lahan pertanian.

Selasa, 05 Agustus 2008

Kayu Sitaanpun Dibiarkan Membusuk

Kayu Sitaanpun Dibiarkan Membusuk


Laporan: Taufik


Untuk memberantas kegiatan illegal logging di kawasan hutan Kabupaten Aceh Utara, pihak Dinas Perkebunan dan Kehutanan kabupaten itu, gencar melakukan patroli ke berbagai tempat, seperti Kecamatan Langkahan, Seureuke, Nisam, dan beberapa kecamatan lainnya. Dan untuk menyukseskan kegiatan itu, pihak dinas menurunkan puluhan personel Polisi Hutan ke beberapa daerah sasaran, dan hasilnya pun memuaskan, karena banyak kayu illegal yang disita Polhut di boyong ke kantor dinas dimaksud.


Selama tiga bulan melakukan patroli, Polhut Aceh Utara berhasil menyita kayu illegal di beberapa kecamatan, sebanyak 40 kubik dan 70 kubik kayu temuan. Namun sayangnya, kayu sebanyak itu dibiarkan lapuk dan membusuk akibat diterpa hujan dan teriknya matahari. “Kita khawatirkan kayu-kayu itu akan membusuk, dan dapat merugikan negara. Seharusnya, pihak dinas segera saja membuat tender pelelangan,” kata salah seorang warga Aceh Utara yang enggan disebutkan namanya.


Kantor Dinas Perkebunan dan Kehutanan Aceh Utara letaknya berhadap-hadapan dengan Kantor Bupati kabupaten setempat. Begitupun, tidak berpengaruh bagi dinas tersebut., karena mungkin tidak ada yang ditakutinya.


Menjawab Wartawan Ikhwan, Kepala Bidang Kehutan di Dinas Perkebunan dan Kehutanan itu mengatakan, direncanakan pihaknya akan menggelar tender pelelangan kayu sitaan dan temuan itu satu bulan lalu, namun karena tidak memenuhi syarat untuk melaksanakan kegiatan tersebut akhirnya proses tender ditunda, dan kegiatan itu akan dilangsungkan pada minggu depan.


“Kemarin, kita sudah mengiklankan pengumuman tender pelelangan kayu sitaan dan temuan di Koran-koran, tapi karena tidak memenuhi syarat, maka kita tunda dulu pelelangan itu,” ucapnya singkat.


Lebih jauh Ikhwan mengatakan, proses lelang tertunda karena rekanan yang memasukkan penawaran ke pihaknya tidak mencukupi syarat yakni dibutuhkan paling sedikit tiga orang, namun yang masuk hanya satu perusahaan saja. Benar memang, ucap Ihkwan, penawaran yang masuk ke Dinas sebulan lalu mencapai sepuluh perusahaan, satu perusahaan berasal dari Kabupaten Bireun, dan sembilan dari Kabupaten Aceh Utara.


“Yang dari Aceh Utara, mereka bekerjasama dengan cara intat linto (istilah para rekanan di Aceh), sementara yang dari Bireun maunya sendiri-sendiri. karena itu tidak bisa kita laksanakan, karena tidak mencukupi kuota yang dibutuhkan kantor pelelangan. Paling sedikit harus ada tiga penawaran yang masuk,” tegasnya.


Kata Ikhwan, 70 kubik kayu temuan disimpan di halaman Mapolres persiapan Aceh Utara dan kata dia, kayu-kayu tersebut tidak akan lapuk dan membusuk, karena kayu-kayu itu baru akan lapuk jika telah berusia satu tahun setelah ditemukan. “Kayu-kayu itu sekarang berkualitas dua. Setiap kayu temuan dan sitaan, kualitasnya memang dua. Dan tidak akan membusuk, walaupun di simpan di tempat terbuka. Baru akan membusuk jika kayu tersebut telah berumur satu tahun setelah ditemukan,” terang Ikhwan.


Untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan, minggu depan, kayu temuan dan sitaan itu akan kembali dilelang. Sekarang ini, pihak kantor pelelangan sedang mempersiapkan teks iklan pelelangan yang akan disiarkan lewat media cetak. “Dalam bulan ini, semua itu telah selesai dikerjakan. Kami di dinas pun menginginkan itu cepat selesai dan sudah muak melihat tumpukan kayu di sini,” demikian komentar Ihkwan.

Jumat, 01 Agustus 2008

PLN


PLN, Penyebab Kekalahan Niken

Taufik

LHOKSEUMAWE : Sejumlah warga mengaku, penyebab kekalahan Niken di Kontes Dangdut KDI-5 TPI, akibat di sejumlah kabupaten/kota di Aceh terjadi pemadaman arus listrik. Akibatnya, kontestan andalan Nanggroe Aceh Darussalam itu gagal menuju babak grand final Dangdut KDI 5 TPI itu.

“Begitu mendengar paparan ayah Niken, bahwa di Aceh terjadi pemadaman arus listrik di sejumlah kabupaten/kota seperti di Pidie, Pantai Selatan Aceh, Idi, dan Kota Banda Aceh, membuat kami kecewa terhadap pelayanan PLN yang tidak becus. Harusnya, PLN Aceh mendukung konstentas kita itu, karena dengan hadirnya Niken di layar kaca TPI, sedikitnya telah mengharumkan nama provinsi kita ini,” sebut Erwin, 25, warga Kota Lhokseumawe, yang pada malam itu dia mengaku sempat mengirinkan puluhan SMS.

Pengakuan sama juga disampai Armiadi, kata dia, seharusnya PLN mengambil kesempatan itu sebagai ajang untuk mengirimkan putri Aceh itu bersaing di dunia blantika musik dangdut nasional. “Kita ingin membuktikan kepada public, bahwa orang Aceh juga bisa. Tapi kesempatan disia-siakan oleh PLN,” cetusnya sedikit geram.

Hal itu juga disampaikan Taufiq, 29, warga Kecamatan Geureudong Pase, Aceh Utara. Kata dia, pada malam itu, Sabtu (26/7), sangat mengharapkan Niken bisa lolos ke babak grand final dan dia mengaku sempat menghabiskan puluhan SMS untuk mendukung putri Aceh itu. “Giliran Niken masuk Gerand final mati lampu, dulu waktu Adi ikut KDI SMS diblokir, apa putra-putri Aceh tidak dibolehkan untuk bersaing ditingkat nasional. Takut kali ya,” tutur pemuda geureudong Pase itu sedikit marah.

Kedongkolan itu juga disampaikan Aidi Habibi, 30, warga Kecamatan Seunuddon, Aceh Utara. Seharusnya, PLN bijaksana dalam bekerja. “PLN benar-benar membuat kami kecewa. Padahal, tampilnya Niken di KDI 5 TPI sebagai alat pemersatu,” ucapnya.

Surya, Humas PLN Lhokseumawe yang dihubungi Wartawan via telepon Senin (28/7) sekitar pukul 18.50, tidak berhasil.

Sementara itu, Rahmat YD, sebagai Tim beumeunang Niken Club, mengatakan, perjuangan duta Aceh “Niken” gadis berusia 18 tahun ini akhirnya harus terhenti pada penampilan di episode 23 yang berlangsung di Teater Tanah Airku TMII, Sabtu malam. Sampai akhir penutupan polling SMS, Niken meraih 19.33 % suara sehingga membuatnya harus terjemput di Kontes Dangdut Indonesia -5 (KDI) Jakarta. berkat dukungan seluruh elemen masyarakat Aceh dan rakyat seantero tanah air, duta Aceh peroleh juara faforit KDI-5 TPI.

Atas keberhasilan yang dicapai Niken, Beumenang Niken Club (BNC) menghaturkan terimaksih yang setinggi-tingginya kepada pemerintah daerah di Kabupaten/Kota dalam jajaran pemerintahan Aceh, kepada seluruh lapisan masyarakat Aceh, dan kepada seluruh rakyat setanah air, yang selama ini telah ikut berpartisifasi mendukung Duta Aceh di KDI-5 hingga mencapai Juara Faforit

Permohonan ucapan terimakasih kepada pendukung duta Aceh itu disampaikan Koordinator Beumenang Niken Club (BNC) Yogi Gunawan di dampingi Ketua BNC H.Armia Ibrahim kepada wartawan di Lhokseumawe (28/7)

Yogi Gunawan mengatakan, selama Niken memperjuangkan keharuman Aceh di tingkat Nasional melalui KDI dibekali dukungan dari seluruh elemen masyarakat Aceh,”Dukungan yang diberikan masyarakat Aceh kepada Niken sangat besar, tanpa dukungan masyarakat melalui SMS, duta Aceh tidak akan sampai ke empat besar dan menjadi juara fafotit KDI-5,”Kata Yogi Gunawan

Menurut Yogi, Atas kesuksesan tersebut meski tidak menjadi yang terbaik diantara kontestan KDI, bantuan dan dukungan masyarakat telah terbukti, Niken bertahan hingga empat besar, untuk sekali lagi kita pantas dan wajib berterimaksih kepada seluruh elemen yang membantu menyukseskan duta Aceh dan disela-sela kesuksesan Niken, BNC juga menghaturkan mohon maaf kepada seluruh pendukung, bila dalam perjalanan Niken di KDI-5 tidak dapat memuaskan hati semua pihak.

Mayat Amir Hamzah

Mayat Amir Hamzah Ditemukan Terpotong-Potong


Taufik


LHOKSUKON, Aceh Utara : Amir Hamzah, 21, yang sehari-hari berprofesi sebagai tukang ojek, warga Meunasah Asan, Kecamatan Lhoksukon, Aceh Utara, dinyatakan hilang sejak 14 hari lalu atau tepatnya, Selasa (15/7). Dan, Minggu (27/7), sekitar pukul 10.00, seorang petani kacang panjang menemukan manyat Amir di sebuah hutan dalam kondisi terpotong-potong.

Usman, Petani Kacang Panjang, warga Desa Buket Sentang, Kecamatan Lhoksukon, Aceh Utara, kepada polisi menceritakan kronologis penemuan mayat Amir Hamzah. Kata Usman, waktu itu dia berangkat ke sebuah hutan di Desa Buket Sentang, Kecamatan Lhoksukon, untuk mencari kayu penyangga tanaman kacang panjang miliknya. Namun, tiba-tiba, mata Usman melihat sebuah tengkorak. Karena itu, Usman bergegas pulang ke desanya untuk memberitahukan temuannya itu kepada kepala desa.

Mendapat informasi tersebut, Kepala Desa Buket Sentang, bersama masyarakatnya berangkat Ke Tempat Kejadian Perkara (TKP), Minggu (27/8) sekitar pukul 13.00. Sampai di TKP, selain menemukan tengkorak, warga juga menemukan sesosok mayat dalam kondisi terpotong-potong dan kondisi mayat sudah mulai membusuk.

Temuan tersebut, akhirnya dilaporkan kepihak berwajib. Dan sekarang ini, seluruh barang bukti telah diamankan di Mapolres untuk pemeriksaan lebih lanjut. “Polisi juga telah turun ke TKP dan mereka juga membawa seluruh barang bukti ke Mapolres Aceh Utara untuk pemeriksaan lebih lanjut,” katanya.

Warga Desa Buket Linteung, mengetahui itu mayatnya Amir Hamzah, sesuai dengan data yang tertulis di Kartu Tanda Penduduk (KTP) miliknya korban pembunuhan itu. Mendapat alamat tersebut, warga Desa Buket Sentang mengirim kabar penemuan mayat ke Meunasah Asan, Lhoksukon.

Mendapat informasi tersebut, Umi Kalsum, 34, ibu kandung Amir Hamzah langsung berangkat ke TKP. Sampai di sana, Umi langsung mengakui kalau itu adalah anaknya. Itu semua diketahui dari pakaian yang dipakai Amir saat pergi dengan seorang kawannya.

“Anak saya telah menghilang sejak dua minggu lalu. Terakhir saya melihat Amir berangkat dari rumah saat dijemput kawannya. Dia sempat pamit sama saya, katanya ada perlu. Sejak saat itulah dia tidak pernah pulang lagi. Karena tidak pernah pulang, saya jadi khawatir, karena sebelumnnya anak saya itu tidak pernah menginap di tempat lain,” cerita ibu korban kepada wartawan.

Saat berangkat dari rumah, kata Umi, Amir hamzah mengenakan sandal baru, celana pramuka, dan ikat pinggang. “Terusterang saya sangat terpukul, saat menemukan anak saya sudah tidak bernyawsa lagi. Siapa yang tega melakukan perbuatan ini, padahal seingat saya, tidak tidak memiliki musuh dan berperilaku baik pada semua orang,” tambah ibu kandung korban.

AKBP Yosi Muhammarta, Kapolres Persiapan Aceh Utara melalui Ipda Syamsuddin, Kasat Reskrim, membenarkan kalau pihaknya telah menemukan sesosok mayat laki-laki. Belakangan diketahui, itu mayatnya Amir Hamzah, warga Desa Asan, Lhoksukon. Sehari-hari pemuda itu berprofesi sebagai tukang ojek.

Kata polisi, saat ditemukan, mayat korban telah membusuk, dan saat ditemukan korban memakai celana jeans, baju kaus, jaket hitam, dan sandal kulit. Sampai berita ini diturunkan, pihak kepolisian belum menemukan ke dua tangan korban.

Dua Pengedar Ganja

Dua Pengedar Ganja Terobos Razia Rutin


Maimun

28 07 08


BAKTYA, Aceh Utara : Dua pengedar ganja yang mengendarai sepeda motor jenis Supra X 125 warna hitam merah dengan nomor polisi BL 3819 FD, yang bergerak dari arah Lhokseumawe menunuju Pantonlabu, nekat terobos razia rutin yang digelar Polsek Baktya, Aceh Utara, Minggu (27/7) sekitar pukul 22.00.

Kapolres Aceh Utara, AKBP Yosi Muhamartha melalui Kapolsek Baktya, Ipda Chairul Ikhsan, kepada wartawan, Senin (28/7) mengatakan, saat itu, anggota Polsek sedang melakukan razia rutin di depan mapolsek setempat. Namun, tiba-tiba, satu unit sepeda motor jenis Supra X 125 nekat menerobos razia tersebut.

“Sepeda motor itu ditumpangi oleh dua orang, masing-masing Sidoi, 20, warga Desa Alue Meuh, Kecamatan Sawang, Aceh Utara, dan Sfh, 25, warga Desa Blang Awe, Kecamatan Madat, Aceh Timur. Ke dua tersangka telah kita peringatkan untuk tidak menerobos razia, tapi ternyata mereka nekat melarikan diri. Karena itu, beberapa personel langsung mengejar ke dua pemuda tadi,” terang Ikhsan.

Tidak berapa lama, ke dua pengendara sepeda motor tadi berhasil dihentikan petugas, dan terjadi perdebatan kecil. Dua pemuda itu mengaku, mereka tidak penah mencoba melarikan diri dari razia rutin itu, dan mungkin polisi salah sasaran. Begitupun, petugas polisi tersebut tidak mampu dikelabui mereka. Merasa terjepit, akhirnya ke dua pemuda tadi kembali mencoba kabur. Saat itulah, petugas polisi melakukan tembakan peringatakan ke udara, tetapi tembakan tersebut tidak diindahkan tersangka.

Karena kondisi sepeda motor yang dikendarai dua pemuda tadi tidak terkontrol akhirnya mereka menghantam gundukan pasir di pinggir jalan dan ke dua tersangka terjatuh dari sepeda motornya. Polisi mengatakan, seorang tersangka yang berinisial Sidoi, berhasil melarikan diri ke arah persawahan dan hilang dalam kegelapan malam. Sementara seorang lainnya, Sfh, berhasil ditangkap polisi. “Setelah kita periksa, ternyata tas ransel tersangka berisi 4 kilogram ganja kering yang terbungkus dalam kantong plastik hitam,” katanya.

Untuk pemeriksaan lebih lanjut, Sfh bersama barang bukti dan satu unit sepeda motor telah diamankan di Mapolsek Baktya. Sementara tersangka lainnya kata Kapolsek dimasukkan dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) pihak kepolisian.